Sudah lama aku tak berbicara soal rasa, tak merangkai
puisi tentang asmara. Sebenarnya bukan tak sempat atau pun tak ingin. Aku hanya
meminimalisir setiap kesalah pahaman yang muncul diantara asumsi – asumsi
pribadi. Aku tak memungkiri, bahwa aku tak ubahnya makhluk lain yang juga
memiliki hati dan cinta. Cinta kepada-Nya, cinta pada orang tua, cinta pada
sesama, cinta dalam kategori pokok bagi diri kita. Tapi ada juga cinta dalam
hal yang umum kita perbincangkan. Aku mengaku, aku memiliki, aku merasakan. 17
tahun menurut banyak orang adalah umur yang biasanya menjadi spesial dengan
segala momentnya. Aku membenarkannya, bahwa di usia tersebut hadir sosok yang
mungkin menjadi terspesial.
Terlalu banyak cerita tentang pertemuan ini, tentang
percakapan kita. Bila boleh aku berharap, bila ceritanya menjadi indah, ingin
rasanya aku berbagi pada dunia suatu saat nanti. Bila Allah mengizinkan, bila
segalanya dipermudah, bila memang dipertemukan, tidak ada yang tidak mungkinkan
?. Asal kau tahu, setiap hari aku bagai manusia penuh harapan yang selalu
berimajinasi dengan bayangan. Meskipun kadang aku seperti ditepis oleh
kenyataan bahwa aku tak memiliki kedudukan. Aku, ibarat kapal kertas yang mengikuti
saja alir sungai karena aku tak punya kendali. Aku tak tahu arah arus tersebut akan membawaku. Tapi..., setiap
kubayangkan sesuatu akan indah di ujung sana. Aku tetap seperti kapal yang
tegar menuruti alir meskipun panas dan hujan terus menerpa. Ada satu ketakutan
di dalam benakku, bila kenyataannya aku harus tenggelam. Aku bisa percaya, aku
pasti akan bangkit. Tapi aku bukan lagi menjadi kapal yang berhasil dalam
tantangan, sehingga ceritaku hanya menjadi hal biasa tanpa keindahan, dan begitu saja mudah dilupakan. Meskipun
bila dimaknai, ada sebuah pengorbanan
yang tak lekang oleh waktu.
Aku kembali sadar. Bahwa yang beku bisa mencair, bahwa
yang padat bisa melebur. Seperti halnya pakaian yang dijemur terus
menerus, bisa saja luntur. Tapi...
apakah hati juga seperti itu ? Bila terlalu lama dibiarkan, lalu akan menjadi
seperti apa ?. Tuhaan, berulang kali pertanyaan itu selalu muncul dikala lelah.
Mungkin hati hanya perlu istirahat sejenak, kemudian bisa kembali pulih seperti
semula. Kalau bisa, kembali seperti saat pertama kali hati merasakan sesuatu
yang berbeda. Tuhan, aku percaya, Engkau selalu memiliki rahasia indah, indah
seperti kata-katanya kala itu. Entah indah yang Engkau persiapkan itu seperti
apa, baik atau buruk, itu memang akan terjadi. Maka sebelumnya, biarkan
bayangan dan angan-angan itu menjadi pilar – pilar semangat disetiap pagiku. Berikan
waktu, agar motivasi mampu mengiringi kesuksesan kami. Tuhan, apa harapanku
salah ? apakah harapanku ini pantas?. Lalu, apakah aku salah bila terus
berharap ?
0 komentar:
Posting Komentar