Aku tak pernah merasa
sedemikian rupa. Awal yang membuat ku memutuskan apa yang selalu kuharapkan.
Bukan untuk pengakuan sebuah hubungan. Hanya saja, ada rasa yang berbeda
terhadap orang yang sudah kita anggap dekat. Dan semua terasa sangat nyaman
ketika aku mulai menetralkan keadaan. Tak ada yang perlu di tutupi lagi, tak
ada keganjalan yang harus dilalui. Lalu berjalan sebagaimana mestinya, seperti
kami benar-benar tak memiliki batas yang terselubung.
Bebas
mengungkapkan apa yang dirasa, menceritakan apa yang terjadi, menanyakan apa
yang menjadi masalah. Hanya itulah yang sebenarnya dibutuhkan. Melengkapi di
antara kekurangan, bukan menuntut atas apa yang tidak kita miliki. Kejenuhan
itu pasti ada ketika segala respon yang kita lakukan tak pernah mendapat
sambutan. Hanya cukup untuk dibaca dan di tinggalkan. Sebenarnya tidak
menyakitkan, jika tak pernah ada harapan yang muncul dari ketidakpastian. Lalu
melanjutkannya dengan putus asa bukanlah cara yang tepat. Berusaha dengan gigih
juga tidak perlu dilakukan. Karena hanya dengan bersikap baik seharusnya
penerimaan itu ada jika kita masih bertindak normal. Tidak perlu di umbar
seakan - akan semua orang tertarik ingin mengetahuinya.
Suatu
ketika aku pernah melakukan hal bodoh tersebut. Setelah itu pun aku merasa
seperti menjual harga diri. Melakukan hal yang awalnya ku kira tak akan ada
orang yang peduli. Namun penilaian ku bertolak belakang pada kenyataan, sebisa
mungkin aku berlari ternyata aku tidak tertinggal. Masih ada yang mengikutiku hingga batas
waktu tak pernah mempertemukanku lagi.
Ada yang masih disimpan dan tidak pernah terungkap, meskipun yang kurasakan
sudah pudar sejak dulu. Sejak aku tak pernah lagi mencari tahu apa yang ada
padanya, sejak segala perbincangan itu berakhir.
Aku
mulai menatap dunia baru, dunia yang mengajak ku seolah-olah merasa bahagia.
Menjalani apa yang ada tanpa perlu di dampingi lagi. Sejenak kedamaian memang
ada didalamnya dan kesepian tak pergi menjauh dariku. Aku menikmati saja apa
yang ada, inilah kebebasan yang tidak semua orang miliki. Tak ada yang menjadi
pengatur atas kendali hidupku, tak ada permohonan izin yang harus ku lakukan,
dan tak ada pula ucapan-ucapan disetiap pengantar kegiatan. Saat ini, hal itu
masih menjadi milikku, dan tidak ku berikan dalam waktu sedekat ini.
Kepercayaan masih mengambang untuk di pastikan. Mungkin ini saja yang cukup
untuk mengisahkan apa yang kupikirkan, karena tak ada lagi episode baru. --