Rabu, 10 Juli 2013

Sahabat Jogja

          Perasaanku bungah ketika aku mendapat berita akan diadakan  buka bersama  bersama teman-teman SMP ku di Jogja. Pada awalnya aku sangat bingung, meskipun aku benar-benar ingin hadir dalam acara tersebut. Dan kesulitan yang selalu kualami ketika akan pergi jauh sendirian  adalah meminta izin dengan orang tua. Aku tak punya nyali yang cukup untuk mengutarakannya, karena aku takut hasilnya akan mengecewakan.  Berawal ketika 1 tahun yang lalu, saat aku meminta izin untuk buka bersama di pondok tempat SMP ku tinggal. Sudah berulang kali aku memohon dengan ayahku, bahkan sampai aku menagis pun aku tidak di izinkan. Aku sangatlah sedih dan kecewa, kenapa teman-temanku  di izinkan oleh orang tuanya sedangkan  aku tidak?. Ayahku tidak memberikan alasan yang jelas mengapa beliau tidak memberiku izin. Mungkin beliau hanya khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan jika aku pergi sendiri tanpa ada yang mendampingi. Padahal setelah kupikir-pikir, saat SMP aku sering pergi ke Jogja sendirian.
Pada akhirnya aku memutuskan untuk pergi tanpa izin, namun setelah sampai di Jogja, aku baru berani sms ibu ku dan meminta izin. Beberapa hari sebelum aku berangkat, aku memang sudah merencanakan  ini semua. Aku tak mau ketinggalan lagi waktu bersama teman-temanku, yah mereka memang orang-orang yang cukup spesial dalam hidupku. Bagaimana tidak? Selama 3 tahun kami satu kamar, satu kelas, satu atap, dan pastinya senasib sepenanggungan. Kami sudah merasa seperti 35 saudara kembar, meskipun tak jarang ada problem yang sempat meretakkan silaturahmi.
Setelah semua kusiapkan, aku pamit pada ibuku untuk pergi berangkat sekolah. Tetapi, aku tidak bilang kalau pulangnya langsung berangkat ke Jogja. Selama di perjalanan, jujur aku merasa berdosa karena sudah membohongi mereka. Namun proses telah ku mulai, aku harus mengorbankan apa yang seharusnya tidak kulakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan jiwa yang sudah lama kunantikan. Aku memang sudah memikirkan segala resiko yang akan terjadi, dan mau tidak mau, aku harus menanggungnya sendiiri. Seperti kata pepatah “Berani berbuat, berani bertanggung jawab”.
Hal yang paling indah saat ini, ketika aku bisa melihat lagi riuh dan padatnya kota Jogja, megah dan mewahnya Jogja yang istimewa ini. Sampai-sampai aku sempat berdo’a “ Ya Allah, ijinkan kan aku untuk tinggal di kota ini 1 malam saja, agar aku nyaman seperti tak ada beban yang mengikutiku. Kalau aku harus membayar hukuman karena kebohonganku, maka hukumlah aku. Seberapa berat cobaan-Mu, aku akan tetap melanjutkan puasaku”, semoga inilah do’a atas pertanggung jawabanku selama perjalanan ini.
Sesampainya di Terminal Jombor, aku bergegas menuju shelter Trans Jogja dan berlanjut ke  Maguwoharjo untuk kerumah sahabatku, sebut saja namanya Diyah. Sebenarnya sudah ke-3 kalinya aku bermalam disana, bahkan Uminya pun hafal dengan ku. Ini seperti  menjadi rumah ke-2 ku saat ini. Tak lama kemudian aku sampai di shelter Maguwoharjo. Ku sms Diyah, dan tak berama lama kemudian, dia menjemputku. Sungguh, kebahagianku bertambah lagi, rasa rindu pun kini terbalaskan.
Kalau sudah bertemu si Diyah rasanya mulutku bakalan kering kerontang. Setiap saat cerita akan mengalir begitu saja, dia pun begitu. Kami sama-sama menjadi pendongeng dan pendengar yang baik. Semua masalah dan amarah kami luapkan sampai tuntas, dan sedikit gosip selalu menjadi selingan pembicaraan. Hampir setiap rahasiaku pun ada padanya, dan aku selalu percaya, dia bisa menjaganya dengan baik.
Rasanya sedari tadi kami tak sabar menanti azan Ashar, lalu mandi, dan berangkat ke tempat buber. Dan yang dinanti pun sudah berkumandang, semburat senyum mulai bersemi diantara wajah kami berdua. Setelah sholat, kami bergegas mandi dan bersiap – siap lalu berangkat ke SS Sagan. Kami turun dari mobil dengan perasaan deg-degan karena akan bertemu teman lama. Dan disaat kami menemukan sekelompok orang yang sangatlah kami kenal sedang duduk di Gazebo SS, bahagia semakin tumpah begitu saja. Dulu hanyalah menjadi bayangan dan angan-anganku, tapi kini semua terasa benar-benar nyata.
Sembari menanti kedatangan rekan lainnya, kami sempat KSBB (Kelingan sek biyen-biyen). Tertawa saat hal yang lucu dan culun pernah menjadi sejarah hidup,  mengunyah bersama pahit getirnya masa SMP. Dan menjelang Azan Maghrib, ujian datang lagi padaku, mungkin Allah mendengar do’aku tadi selama di Trans, aku akan melanjutkan puasa apapun resikonya sebagai balasan karena aku sudah berbohong dengan ibuku. 15 menit menjelang buka puasa, Mag ku kambuh begitu cepat. Rasanya berdiri saja aku tak mampu, sakitnya benar-benar melilit. Parahnya lagi aku lupa  membawa obat, dan terpaksa harus menunggu buka puasa lalu mencari apotik terdekat.
Setelah semua rekan datang, kami mulai berbuka puasa. Hanya 16 orang yang hadir saat itu, tak bisa kami hindari lagi kebiasaan di pondok dulu. Suasana makan pun  riuh dengan kegembiraan, sebentar-sebentar kami berfoto bersama. Dan yang membuatku malu, banyak orang yang melihat tingkah-tingkah kami yang memang gila ini. Tapi kami tak menghiraukannya, bukan karena tidak punya malu, hanya saja kami terlalu menikmati kebersamaan yang hanya sesaat tersebut.
Selesai makan, kami melanjutkan sholat  Maghrib dan berfoto bersama. Lagi-lagi mas-mas yang jadi pelayan SS, mengintip kami dari balik tirai bambu,  “Chiis” katanya saat kami sedang sibuk mengabadikan moment indah ini. Serempak tawa kami langsung pecah begitu saja, dan segera pulang menuju rumah masing-masing. Menurutku buber ke-4 ini yang paling sukses diantara buber lainya. Thanks to Pita, Thifal, A’ik yang udah rela jadi panitianya :D. Pulangnya aku dan Diyah  menaiki Trans Jogja, dan inilah enaknya tinggal di Jogja, kita nggak perlu khawatir jika pulang malam. Karena masih ada Trans Jogja yang beroperasi sampai sekitar jam 10 malam.
Sekitar jam 8 malam kami baru sampai dirumah, dan kami menghabiskan sisa-sisa malam dengan berbagi cerita, nonton film, dan online. Paginya setelah subuh, kami jalan-jalan di sekitar rumah Diyah. Rencananya mau ke sawah, tapi karena banyak anak-anak kecil yang mainan petasan di sekitar sawah, akhirnya kami balik pulang kerumah. Tanggal 10 Juli, salah satu teman kami ulang tahun. Awalnya aku dan Diyah mau pergi kerumahnya untuk sekedar berjumpa dan mendo’akan di hari ulang tahunnya. Namun rencana kami tidak sejalan dengan rencana-Nya, akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah saja. Terimakasih jogja, terimakasih kawan-kawanku, tak lupa ku ucapkan terimakasih pada-Nya, dan Welcome to Magelang again.


Foto - Foto Buber


                                                           
                                                         Me with river.


                                                      Diyah with river.


                                                 Rodhiata Mardhiyyah :*


                Acci, Galuh, saya, dan Alsa. Sedang antri mengambil makan :)


                        Aku, Acci, Alsa sedang mengambil makan untuk berbuka.


                                              Galuh, Rahma, Risma, and me.


                  Narsis dulu sebelum makan :). (kiri ke kanan ) Risma, A'ik, Diyah, Alsa, Thifal dan aku sendiri


                                        Menunggu kedatangan rekan lainnya.


                              (kiri) Hanput, Pita, Penti, and me . Pamer makanan :D


                                               Menuju rumah Diyah setelah jalan-jalan .


                                      Foto saat jalan - jalan pagi, di tengah jalan.


                       Masih sore, baru sedikit orang yang datang, bermain hp agar tidak bosan menunggu


                               Menunggu azan tiba, keluar sebentar bersama Diyah di latar SS.


                   Menyempatkan foto bersama semua rekan yang hadir dalam buber ke -4.


                        Foto terakhir setelah buber selesai, dan di godain sama pelayan-pelayan di SS :D


                                  Ini dia Acci dan Diyah, Acci personil paling kocak.


                                 Rahma, saya, Pita, Penti, foto bersama setelah makan.


                                Diyah and Hanput, foto setelah sholat Maghrib.

Senin, 01 Juli 2013

"English Party"


Foto yang diambil saat persiapan lomba "English Party" disekolah, dan diwajibkan memakai baju batik.

   

  Gila-gila-an setelah acara lomba selesai, dan yang bikin kami terkejut, kelasku mendapat juara 4. Padahal performnya lebih bagus saat latihan dibanding pas pentasnya. Alhamdulillah :)



Ini juga diambil sebelum perform di mulai, dari sebelah kiri -> aku, Mega, Nia, Anisa, Dinda, Leyla, dan yg nyempil dibelakang namanya Nanda.



Detik-detik menunggu acara dimulai. Duduk hanya beralaskan koran, tapi yang terpenting acara cukup berkesan.



Sebelum acara di bubarkan, narsis dulu pake gitar :D. Thanks for Yoga Praditya yang udah fotoin aku,hehe.



 Ini dia yang terakhir, foto pakai gaya se-alay mungkin. Biarpun norak tapi cukup berkenang, thanks a lot for personil X.5 Kota Mungkid, I always love you and remember you more than anything.

Template by:

Free Blog Templates