Minggu, 29 September 2013

Aku dan Kamu adalah Kita Saat Ini

         Satu sajak yang indah untuk teman yang ku miliki. Teman yang kurasa sangat jauh untuk ku rangkul. Terlalu sulit menggandeng untuk bisa berjalan disampingku. Karena keakraban kami hanyalah maya. Semua canda tawa yang tersimpan itu tidak ada pada dunia nyata. Bahkan percakapan ini, mungkin menjadi jarak diantara kami. Kenyataannya tak ada potongan hati yang tersimpan rapi untuk di ungkapan. Ini bisa jadi kebetulan yang menguntungkan atau nasib yang menyebalkan. Aku harus berusaha lagi untuk berpura-pura, menutupi segala yang kurasa, demi utuhnya pertemanan ini.

Mungkin semua akan terlihat sempurna jika dia tak pernah tahu yang sebenarnya terjadi. Biarkan aku pantas di sebut “pembohong ulung”, yang tak pernah jujur pada sang waktu. Aku hanya ingih kokoh pada pendirian, untuk tetap menjaganya pada Rabb ku. Meskipun jenuh dan bosan tak pernah absen menghampiri, tapi berkat  do’a yang terucap, kekuatan untuk bertahan selalu ada.

            Kepandaian dan kepiawaiannya memang menggugah kekagumanku. Bisa jadi ini akan menjadi motivasiku selama aku tak meragukannya. Kepercayaanku sepertinya menancap pada papan yang pantas untuk di singgahi. Keputusan ini bukan sembarang pemikiran yang biasa, bahkan juga bukan kebetulan. Aku hanya bergurau saja untuk memusnahkan rasa, tapi keberuntungan seperti mengikuti untuk tetap menatapnya menjadi penyemangat prestasi.

            Tidak ku pandang dari covernya saja, kelembutan hatinya sudah menyiratkan banyak makna.Kepatuhan raganya semakin merunduk pada kehormatan. Tak kupungkiri bahwa dia benar- benar mengagumkan. Kekaguman pada satu hati ciptaaNya yang membawa berkah kebaikan. Semoga ke butaan itu menyelimuti pandangan yang kulalui , dan kebisuan mewakili kata – kata yang ku simpan.
Tak lupa kutuliskan sajak , untuk di kenang maupun di simpan, mungkin ini terlau buruk rupa, tapi ke ikhlasan menutupi keburukanku.


          Kugenggam sebongkah hasrat

          Kurenggut nyali yang melekat

          Kusembunyikan rasa yang memikat

          Lalu kuadukan pada gelap malam yang mencekat

     Kini tak kuduga sebelumnya

     Akan terjatuh pada sosok yang sama

     Aku memang manusia biasa
     Yang tak pernah luput dari salah dan dosa

Aku tak berani membuka mulut

Hanya menatapnya penuh malu

Menyimpan rasa berbalut ragu

Mengambang raga terbujur kaku

     Kepiawaiannnya menggugah kekaguman

     Kepandaiannya menciptakan keanggunan

     Bahkan gerak-geriknya mmenciptakan jalan cerita

     Cerita yang membawa aku dan kamu menjadi kita

          Meskipun tak pernah kau jamah keberadaanku

          Tak pernah kau hiraukan apa yang kurasa

          Tak pernah peduli pada apa yang terjadi

          Aku dan kamu tetap menjadi kita saat ini
                       
 

Template by:

Free Blog Templates