Karena ini bukan saatnya aku pantas mendapatkan cinta
dari seseorang yang bukan milikku. Dan begitulah kenyataanya, aku masih awam
untuk berani merasakannya. Hatiku mungkin masih jauh dari kesiapan untuk menerima resiko yang ada. Dan masih banyak
kewajiban yang lebih penting untuk kulakukan.
Kini, tak jarang aku melihat orang-orang yang
masih pelajar, terjerumus kedalam pergaulan yang menurutku sudah tidak baik
lagi. Arti terjerumus disini sudah terbilang fatal, karena secara otomatis mereka
mungkin akan ketagihan. Salah satunya ketagihan pacaran, salah satu ikatan yang
‘KATANYA’ membuat hidup menjadi bahagia. Mereka seperti bertemu dunia baru, dan
tergiur oleh kata – kata pujian yang menurutku tak semua kata – kata itu
diucapkan tulus dari hati. Dan inilah sebuah permainan tentang cinta.
Padahal sudah pasti, mereka akan bertemu
dengan titik kejenuhan yang akhirnya
akan memperburuk suatu hubungan. Apalagi setelah itu, jika mereka putus, maka
hidupnya seakan-akan telah kehilangan masa depan. Dan kemudian, silaturahmi
diantara mereka berhenti sampai disini. Menjalani lagi hari-hari seperti tak
pernah mengenalnya. Bahkan, mungkin akan menjadi musuh.
Tapi tak sedikit pula
orang-orang yang beranggapan bahwa pacaran itu posotif, karena dapat menumbuhkan
semangat. Dan aku mengakui hal ini, meskipun aku sendiri belum pernah
mencobanya dan semoga tak akan pernah mencobanya. Aku teringat pesan ibuku
beberapa bulan yang lalu,
“Didalam banyak cinta,
akan tersimpan kebencian didalamnya. Dan didalam sebuah kebencian, mungkin ada
cinta didalamnya.” Dan inilah alasannya
mengapa Allah memberikan manusia sebuah hati. Dia akan mengungkapkan apa yang
dilihat, apa yang didengar, dan juga apa yang dirasa. Maka jagalah perasaanmu
untuk orang yang lebih pantas dan kelak akan dihalalkan untuk mencintainya.
0 komentar:
Posting Komentar